Jakarta, CNN Indonesia — Jelang Ramadan, sejumlah taman pemakaman umum (TPU) mendadak ramai. Orang-orang datang berkunjung untuk melakukan ziarah kubur menengok sanak keluarga yang telah meninggal dunia.
Melakukan ziarah kubur memang menjadi salah satu kebiasaan yang dilakukan umat Muslim dalam menyambut bulan Ramadan. Dalam kesempatan itu, umat Muslim memanjatkan doa untuk orang-orang yang telah pergi lebih dulu.
Pilihan Redaksi
7 Amalan Menyambut Bulan Suci Ramadan
Doa Ziarah Kubur, Bisa Dibaca saat Nyekar Sebelum Ramadan
Pada dasarnya, ziarah kubur bisa dilakukan kapan saja. Hanya saja, jelang Ramadan dan Lebaran kerap dijadikan momen yang istimewa bagi umat Muslim untuk nyekar.
Ads by optAd360
Tradisi ziarah kubur sendiri sangat lekat dengan budaya masyarakat Indonesia. Zulkifli Lubis, staf pengajar Prodi Antropologi Sosial FISIP USU, menduga bahwa tradisi ini berasal dari kepercayaan kuno masyarakat tradisional untuk menghormati leluhur.
Tak hanya bagi umat Muslim, tradisi ini juga berlaku bagi penganut kepercayaan lain. Misalnya Katolik yang memiliki tradisi ziarah kubur saat peringatan arwah setiap 2 November. Atau, orang Tionghoa yang memiliki tradisi ceng beng atau ziarah kubur untuk menghormati leluhur.
“Tradisi ini kemudian masuk ke suku-suku kita, jadi tabur bunga. Itu saling mengambil [tradisi] tanpa diketahui dari siapa awalnya. Semacam modifikasi,” kata Zulkifli pada CNNIndonesia.com, Kamis (24/3).
PlayUnmute
Loaded: 1.19%
Fullscreen
Tabur bunga sendiri, diduga Zulkifli, muncul dari salah satu kepercayaan kuno di Indonesia, seperti Hindu.