Jakarta, CNN Indonesia — Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menggelar pertemuan dengan para pemimpin negara Asia Tenggara pada pertengahan Mei.
Menurut Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki dalam pernyataannya, pertemuan spesial ini ‘akan mendemonstrasikan komitmen abadi AS terhadap ASEAN’.
“Adalah prioritas utama bagi administrasi Biden-Harris untuk menjadi mitra yang kuat dan dapat diandalkan di Asia Tenggara,” kata pernyataan itu, disitat dari AFP, Minggu (17/4).
Lihat Juga :
Rusia Ingatkan AS soal Bantuan Militer Ukraina: Akan Ada Konsekuensi
Konferensi tingkat tinggi ini semula direncanakan pada 28 dan 29 Maret namun akhirnya diputuskan ditunda karena konflik jadwal dan krisis Ukraina yang berkelanjutan.
Biden akan bertemu para petinggi ASEAN dalam jadwal baru pada 12 dan 13 Mei.
Pada 29 Maret, Biden telah bertemu Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong serta anggota kunci ASEAN lainnya dan mengatakan dia ingin memastikan bahwa regional ini ‘bebas dan terbuka’. Ini merupakan referensi bahwa AS melihat upaya kuat China meningkatkan kekuatannya mendominasi rute perdagangan internasional.
Biden juga telah berpartisipasi dalam pertemuan virtual dengan para pemimpin ASEAN pada Oktober lalu.
Dalam pertemuan itu, kata Psaki dalam pernyataannya, Biden mengumumkan inisiatif memperluas keterlibatan AS dengan ASEAN mengenai Covid-19, perubahan iklim, pertumbuhan ekonomi, dan lainnya.
Persaingan tegang dengan China telah menjadi salah satu tantangan kebijakan luar negeri terbesar bagi AS.
Lihat Juga :
Daftar Senjata AS Rp11 T yang Akan Dikirim Lagi ke Ukraina
Anggota ASEAN, termasuk Indonesia, Brunei, Kamboja, Laos, Myanmar, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam. Sebagian dari negara ini telah mengalami gesekan dengan China.
Sejauh ini masih belum jelas apakah pemimpin Myanmar akan hadir dalam pertemuan ini. Sebelumnya AS menuduh pemimpin militer Myanmar telah melakukan ‘genosida’ terhadap minoritas Rohingya.