Jakarta, CNN Indonesia — Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, mengatakan Moskow menginginkan hubungan yang ‘saling menghormati’ dengan Amerika Serikat (AS).
Hal tersebut tak lepas dari ketegangan dua negara yang terpengaruh hubungan Rusia dan Ukraina.
“Kami menginginkan hubungan yang baik, setara, dan saling menghormati dengan Amerika Serikat (AS), seperti dengan setiap negara di dunia,” kata Lavrov seperti dikutip dari AFP, Minggu (30/1).
“Belajar dari pengalaman pahit, kami tidak ingin tetap berada dalam posisi di mana keamanan kami dilanggar setiap hari,” tambah Lavrov.
Sebelumnya, ketegangan meningkat antara kedua negara tersebut setelah AS menuduh Rusia mengumpulkan 100 ribu tentara di perbatasan dengan Ukraina.
Lihat Juga :
Ilmuwan China Peringatkan Penularan Neocov hingga Ancaman Kematian
Washington–pusat pemerintahan AS– telah memperingatkan bahwa Rusia dapat menyerang kapan saja. Namun, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, meminta sekutu baratnya itu untuk tidak panik.
Mengutip perambahan NATO di dekat perbatasan timurnya, Rusia telah mengajukan tuntutan keamanan ke Washington dan aliansi militer pimpinan AS.
Tuntutan tersebut termasuk jaminan bahwa NATO tidak akan menerima anggota baru, khususnya Ukraina, dan Amerika Serikat tidak akan mendirikan pangkalan militer baru di negara-negara bekas Uni Soviet.
Lavrov mengatakan garis pertahanan NATO terus bergerak ke arah timur dan telah semakin dekat dengan Ukraina.
Ia menambahkan bekas Soviet Ukraina tidak siap untuk bergabung dengan aliansi dan tidak akan memberikan kontribusi untuk memperkuat keamanan NATO.
Sementara itu, menyusul serangkaian upaya diplomatik, Washington dan NATO memberikan tanggapan tertulis kepada Moskow atas tuntutan keamanan tersebut.
Rusia mengatakan jawaban itu, tidak membahas masalah utamanya tetapi tidak mengenyampingkan pembicaraan lebih lanjut.