Jakarta, CNN Indonesia — Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, mengatakan konvoi evakuasi yang menuju Mariupol diusir oleh pasukan Rusia, Selasa (5/4).
Konvoi tujuh bus dari Komite Palang Merah Internasional (ICRC) tercegat di Manhush, salah satu kota yang diduduki Rusia di Mariupol, Senin (4/4).
Lihat Juga :
Dua Sekutu Putin Menang Pemilu di Eropa, Apa Artinya?
“Meski pemimpin mereka telah berjanji, pasukan penjajah [Rusia] tidak mengizinkan siapa pun pergi ke Mariupol,” kata Vereshchuk dalam sebuah pernyataan Telegram, dikutip dari CNN.
“Penjajah menghalau perwakilan dari Komite Palang Merah Internasional di Manhush. Mereka dibebaskan tadi malam setelah bernegosiasi dan dikirim ke Zaporizhzhia,” lanjutnya.
Padahal, ada tujuh koridor kemanusiaan yang rencananya dibuka pada Selasa (5/4) di Ukraina.
Sementara itu, seorang pejabat pers ICRC mengatakan delegasi organisasinya berangkat dari Zaporizhzhia ke Mariupol pada Sabtu (2/4).
Lihat Juga :
4 Negara Dipimpin ‘Diktator’ Sekutu Dekat Putin
Pengusiran yang dilakukan Rusia ini membuat nasib warga di Mariupol semakin sengsara.
Sebelumnya, Wali Kota Mariupol, Vadym Boichenko, memperingatkan kotanya terancam mengalami bencana kemanusiaan, mengingat lebih dari 100 ribu orang masih harus dievakuasi.
“Situasi di Mariupol sangat sulit. Kami berada dalam ancaman bencana kemanusiaan, tidak ada cahaya, tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada obat selama lebih dari sebulan,” katanya.
“Maka dari itu, kami mendesak Mariupol diberikan akses evakuasi menyeluruh. Namun, kami melihat Federasi Rusia hari ini memblokir seluruh bantuan kemanusiaan yang bergerak ke Mariupol. Dan tidak ada kargo yang tiba di Mariupol,” ujarnya lagi.
Lihat Juga :
Kronologi Wali Kota Ukraina, Suami, dan Anak Ditemukan Tewas Terikat
Boichenko mengungkapkan, tak ada satu pun bus evakuasi yang tiba di Mariupol, meski Rusia-Ukraina sepakat membuka koridor kemanusiaan.
Menurut keterangan Boichenko, sejumlah warga berhasil tiba di Kota Berdyansk dengan mobil pribadi. Namun, rute itu sangat sulit ditempuh dan hanya terjadi sebentar, mengingat pasukan Rusia juga menguasai Kota Berdyansk.
Beberapa warga juga berhasil mengungsi ke Kota Zaporizhzhia, yang kini dikuasai Ukraina.