Jakarta, CNN Indonesia — Warga Afghanistan untuk pertama kali kembali menjalani ibadah puasa Ramadan di bawah rezim Taliban yang berhasil merebut kekuasaan pada tahun lalu.
Sekitar 300 pria, mengenakan shalwar kameez tradisional Afghanistan, berkumpul sebelum matahari terbenam di Masjid Wazir Akbar Khan di ibu kota untuk salat malam pada hari pertama Ramadan.
Lihat Juga :
Bendera Ukraina Telah Dikibarkan di PLTN Chernobyl
“Ramadhan ini berbeda dari di bawah rezim sebelumnya,” kata jemaah Khairullah, yang menggunakan satu nama seperti yang dilakukan banyak orang Afghanistan, kepada AFP.
“Sekarang kita menjalankan kewajiban Islam kita bersama… di tanah Islam di bawah rezim Islam.”
Masjid Wazir Abkar Khan adalah salah satu tempat ibadah terkenal di Kabul, dan menjadi sasaran serangan bom pada Juni 2020 yang menewaskan imam dan beberapa jemaahnya.
Masjid ini terletak di pusat Kabul di pintu masuk utama ke bekas pusat diplomatik yang dikenal sebagai Zona Hijau yang menampung beberapa kedutaan asing termasuk misi Washington.
Lihat Juga :
Jurnalis Ukraina Tewas, Diduga Ditembak Mati Tentara Rusia
Setelah berbuka puasa, para pria itu duduk berbaris di halaman masjid tempat para sukarelawan menyajikan makanan untuk mereka.
Di provinsi selatan Kandahar, pusat kekuatan de facto Taliban, beberapa pejuang gerakan fundamentalis berbuka puasa di pos pemeriksaan dan masjid.
Warga Afghanistan menandai Ramadhan pada saat negara itu terjerumus ke dalam krisis kemanusiaan yang mendalam.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari setengah penduduk negara itu menghadapi kelaparan.
Krisis semakin dalam setelah para donor menghentikan bantuan ketika Taliban merebut kekuasaan Agustus 2021. Masyarakat internasional sejauh ini tidak mengakui pemerintah Taliban.
“Orang-orang mengharapkan masa-masa indah di bawah emirat Islam tetapi sayangnya itu tidak terjadi,” kata Shahbuddin, seorang penduduk Kabul, merujuk pada rezim Taliban.
“Dunia harus mengakui pemerintah Taliban, jika tidak kita akan melihat bencana kemanusiaan.”